Padatahun 2009
Berawal dari rasa galau beberapa
founding father yayasan GYD melihat kondisi anak-anak yang terpaksa putus sekolah
atau tidak sekolah sama sekali karena harus bekerja untuk menyambung hidupnya
di daerah kampung Dadap, pemukiman kumuh persis ditengah-tengah megahnya
perumahan Bumi Serpong Damai. Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan,
dibentuklah lembaga sosial yang concern pada masalah sosial khususnya anak-anak.
Dengan menempati sebuah rumah di Jl. Magnolia 1 Sektor 1.2 BSD yang digunakan juga
sebagai asrama yatim dan dhuafa terbentuklah organisasi sosial yang bernama Yayasan
Griya Yatim dan Dhuafa.
Pada awal berdirinya, GYD dengan 6 orang karyawan menampung
9 orang anak yang tinggal di asrama dan membina sekitar 15-an anak yang
semuanya berasal dari kampung Dadap. Karena dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong
dilakukannya pengelolaan organisasi ini lebih baik dirintislah program beasiswa
pendidikan yatim dan dhuafa, santunan kesehatan, layanan donasi barang layak pakai
dan lain-lain.
Animo masyarakat pada perlunya organisasi kemanusiaan ternyata
cukup besar. Masyarakat memandang penting misi sosial ini diteruskan bahkan untuk
kiprah yang lebih luas. Hanya berselang beberapa bulan, tepatnya bulan Agustus
2009 asrama kedua di Jl. Elang Raya – Bintaro Jaya dibuka.Pada akhir tahun 2009
GYD telah membina lebih dari 100 anak asuh.
Pada
tahun 2010
Pertumbuhan asrama meningkat. Kantor pelayanan dibuka di
daerah Bintaro. Ekspansi mulai melebar ke Jakarta dan Bekasi dengan dibukanya
asrama ketiga di Cibubur – Jakarta Timurdan asrama keempat di Kranggan –
Bekasi. Dimulainya pembangunan sistem Teknologi Informasi untuk peningkatan mutu
pelayanan. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online.
Website www.griyayatim.com dirilis dan disempurnakan,
menggantikan alamat situs sebelumnya di www.griyayatim.org.
Menjelang akhir tahun 2010, regenerasi puncak pimpinan
diestafetkan dari Adi Prabowo beralih ke Haryono. Babak sejarah baru dimulai. GYD
melakukan serangkaian adaptasi dan perubahan terkait visi, misi dan value yang
menjadi budaya di GYD. Pembelajaran untuk menjadi organisasi yang amanah dan profesional
terus dilakukan, salah satunya dengan penguatan program-program peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui pelatihan, training, seminar dan lain-lain.
Pada akhir tahun 2010, GYD membina lebih dari 800
binaan yang terdiri dari anak yatim dan dhuafa, janda dan lansia serta
mengasuh 50an anak yang tinggal diseluruh asrama yatim dan dhuafanya.
Padatahun2011
Implementasi program GYD mulai difokuskan hingga mengerucut
pada enam induk yaitu Pendidikan, Sosial, Pemberdayaan, Kemanusiaan,
Lingkungan dan Wakaf. Daerah yang ada disekitar asrama GYD difokuskan untuk penyaluran
yang terintegrasi dibidang pendidikan, sosial, kesehatan, pelatihan keterampilan
dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu. Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai
pendamping, KBA (Komunitas berbasis asrama) menjadi pusat penyaluran program
sehingga lebih terukur dan terkontrol.
Pada peringatan Milad kedua tanggal 9 Juni 2011, Griya
Yatim dan Dhuafa melaunching logo dan identitas barunya menggantikan logo
sebelumnya. “Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan manfaat yang semakin besar,
GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan di indonesia yang dapat menghantarkan
anak yatim dan dhuafa meraih masa depannya yang lebih baik.”
Pada
tahun 2012
Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan
anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang menggunakan kartu ATM
dalam menyalurkan bantuan kepada penerima manfaatnya.
Sebagai lembaga yang mengusung misi amanah dan profesional,
atas inisiatif sendiri GYD juga telah diaudit oleh institusi akuntan publik dan
pada audit perdananya ini GYD berhasil memperoleh predikat “Wajar Tanpa Pengecualian”.
Kami bertekad agar di tahun ini keberadaan GYD dapat dirasakan
oleh semakin banyak orang Indonesia termasuk dengan pembukaan jaringan atau asrama
dan kantor pelayanan di 10 propinsi. “Dengan keyakinan kuat untuk bisa memberikan
manfaat yang semakin besar, GYD berdaya upaya untuk menjadi organisasi terdepan
di indonesia yang dapat menghantarkan anak yatim dan dhuafa meraih masa
depannya yang lebih baik.”
Visi dan Misi
Visi
"Menjadi Organisasi sosial terdepan dalam mewujudkan
masa depan Yatim & Dhuafa"
Misi
1. Pemberdayaan Potensi Yatim&Dhuafa
2. Menjadi fasilitator yang memiliki integritas
3. Menjadi organisasi yang
profesional&modern
4. Menjadi organisasi yang lebih peduli terhadap
lingkungan hidup
Kegiatan
Pekan
(Pelatihan Keterampilan Untuk Anak Yatim dan Dhuafa)
Merupakan program pembinaan dalam bentuk pelatihan
life skill seperti Teknisi komputer, HP maupun mekanik sepeda motor, kursus menjahit, merangkai bunga, dll. Program
pembinaan ini diperuntukan terutama bagi anak-anak yatim maupun dhuafa yang sudah
remaja baik yang tinggal di asrama maupun yang tidak.
Gema
(Generasi Mandiri Yatim Dhuafa)
Merupakan program pembinaan yang dikhususkan kepada anak-anak
yatim maupun dhuafa yang tinggal di asrama-asrama GriyaYatim. Pembinaan ini meliputi
pembinaan dibidang agama, akademis maupun pelatihan life skill, tujuan dari pembinaan
ini adalah agar sekeluar mereka dari asrama mereka sudah menjadi pribadi-pribadi
yang mandiri.
Basis
(Beasiswa Anak Berprestasi)
Merupakan program beasiswa yang diberikan kepada anak
yatim dan dhuafa berprestasi baik yang tinggal di asrama maupun yang
tidak. Program beasiswa ini tidak membatasi jenjang pendidikan anak.
Segar
(Sekolah Gratis Bagi Anak Yatim dan Dhuafa)
Merupakan program santunan pendidikan (penuh) yang
diberikan kepada anak-anak asuh yatim maupun dhuafa dalam bentuk biaya sekolah maupun
perlengkapan sekolah, saatini program SEGAR baru diperuntukan untu kanak-anak usias
ekolah darij enjang SD sampai SMP.
Sumber
http://id.griyayatim.com/profil/sejarah-gyd.html
Panti Asuhan di Jakarta
BalasHapus